Tantrum merupakan salah satu bentuk yang paling umum dari perilaku bermasalah pada anak-anak, tetapi dapat menurun dalam frekuensi dan intensitas begitu anak tumbuh. Pada balita, tantrum dapat dianggap normal bahkan sebagai pengukur dari kekuatan pengembangan karakter. Tantrum akan berkurang seiring waktu diberi penanganan yang tenang dan konsisten, namun tekanan luar dan kontrol yang berlebihan dalam membesarkan anak bisa memprovokasi tantrum dan pembibitan pemberontakan. Lalu bagaimana cara mengatasi anak tantrum, berikut adalah penjelasannya :
- Jangan lepas kontrol. Biarkan anak menangis, teriak dan lainnya namun tetaplah bersama anak saat tantrum. Meninggalkan anak akan membuatnya merasa diabaikan.
- Tetaplah bersikap dewasa. Berapapun lama dan hebohnya tantrum pada anak, jangan menyerah dan mengiyakan kemauan anak yang tidak masuk akal.
- Bicara pada saat tantrum selesai. Bicaralah tentang apa yang dirasakan anak saat ia sudah berhenti menangis.
- Hindari hukuman fisik. Tidak mengajari anak gimana cara mengekspresikan kemarahan dengan baik.
- Saat tantrum usai, biarkan anak tahu kalau orang tua tetap menyayanginya dengan memberikan pelukan.
- Buat anak teralihkan. Bisa dengan memberikan mainan, makanan favoritnya, mengajaknya jalan-jalan atau beberapa hal yang menyenangkan lainnya.
Tantrum secara umum dialami anak-anak prasekolah dlam mengekspresikan emosi mereka sevara agresif atau ekstrem. Tantrum ini juga memiliki durasi (rata-rata) berdasarkan usia, yaitu seperti dalam label dibawah ini :